Haii
… Garaku Semuanya ..❤
Semoga kalian selalu sehat dan ceria yaa..☺ Tetap Produktif walaupun pandemi Covid membatasi segala kegiatan kita. Kali ini Garamin mau berbagi cerita inspiratif lagi nih.
Kenalkan
teman Garamin, dia bernama Dafauzia, akrab dipanggil Zia, gadis berumur 21
tahun yang sudah memiliki prestasi luar biasa. Zia merupakan mahasiswa semester
5 jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga. Disamping statusnya
yang masih mahasiswa ini, tapi Zia ini sudah berprofesi menjadi “Penyiar Radio”
di salah satu radio komersial di Bantul, selain itu juga Zia merupakan Runner
Up Duta GenRe Provinsi DIY tahun 2019.
Awal karir Zia menjadi seorang penyiar radio bermula ketika ia
masih duduk dibangku SMA, karena di sekolahnya ada ekstrakurikuler
Broadcasting. Walaupun di SMA ia mengambil jurusan IPA, tetapi hal itu tidak
menjadi hambatannya untuk mengembangkan minat dan bakatnya di dunia
broadcasting. Meskipun sering merasa “dianaktirikan” oleh pembimbing ekskulnya
di sekolah karena mayoritas pengikut ekskul ini adalah siswa jurusan Bahasa
Indonesia. Hal ini tidak membuat Zia berkecil hati, justru akhirnya Zia
berinisiatif untuk mencari komunitas radio di luar sekolah. Pada waktu itu Zia
sedang duduk di bangku kelas 2 SMA, ia menemukan komunitas radio yang
menurutnya sreg untuk mengembangkan bakatnya, yaitu bernama Radio Saka
FM Jogja, yang merupakan radio siarannya Masjid Gedhe Kauman Jogja.
“Aku ngerasa di Saka ini bener bener ngasih aku jalan buat aku sampe sekarang bisa masuk radio komersial.”
Alasan
Zia minat untuk menjadi penyiar radio karena ia menyukai profesi ini dan sejak
kecil ia suka mendengar radio yang sering diputar oleh orang tuanya. Di Jogja
banyak stasiun radio lokal maupun nasional, dan radio sudah menjadi keseharian
masyarakat di Jogja untuk beraktivitas. Selain itu, Baginya komunikasi
merupakan satu skill yang laku di berbagai bidang dan sangat menjual. Ia pun
merasa bahwa ilmu komunikasi yang ia pelajari selama kuliah justru langsung
terpakai sebelum ia lulus. Ia dulu berpikir bahwa menjadi seorang penyiar radio
merupakan salah satu profesi yang enak, namun ia juga merasakan bahwa proses
belajar yang dilaluinya pun tidak mudah. Dan sekarang Zia telah menjadi penyiar
radio di salah satu radio komersial yang ada di Bantul bernama ‘Radio Persatuan
Bantul’.
Selama
berkarir menjadi penyiar radio banyak hal suka maupun duka yang dialami oleh
Zia. Hal-hal menyenangkan yang ia alami selama menjadi penyiar radio
diantaranya Zia enjoy menikmati prosesnya sebagai penyiar karena ini merupakan
hobi baginya. Selain itu, dengan menjadi seorang penyiar radio Zia dapat
menghibur banyak orang, dan Zia merasa pendengarnya menjadi teman setia
untuknya. Disamping itu, Zia juga pernah mengalami hal-hal yang tidak
mengenakkan baginya, diantaranya dulu Zia sering ditolak dibeberapa radio
ketika ia mencoba melamar sebagai penyiar. Selain itu, ia juga pernah
diremehkan karena cita-citanya menjadi seorang penyiar radio yang banyak orang beranggapan bahwa sudah tidak zaman orang mendengarkan radio. Dan pada suatu
saat Zia harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya, yaitu ayah Zia yang
harus berpulang ke Rahmatullah di saat Zia sangat membutuhkan sosok pembimbing.
Namun, semua itu Zia anggap sebagai batu krikil cobaan yang mau tidak mau harus
ia lewati dengan ikhlas dan ia harus bangkit untuk mencapai tujuan yang ia
inginkan.
Disamping ia berkarir sebagai seorang penyiar radio, Zia juga
merupakan Juara Runner Up Duta GenRe Provinsi DI Yogyakarta tahun 2019. Menjadi
seorang Duta juga merupakan salah satu cita-citanya, dan baginya ini merupakan
anugerah yang tidak pernah ia duga. Sebelum Zia menjadi Duta GenRe, Zia sering
mengikuti lomba-lomba ajang pemilihan role model, tetapi ia tidak pernah meraih
gelar juara. Sampai pada akhirnya Zia memilih untuk ikut mendaftar ajang
pemilihan role model yang diadakan oleh BKKBN ini, dengan alasan karena ajang
GenRe (Generasi Berencana) ini salah satu program yang sangat ‘millenial’
serta visi dan misinya pun untuk pengabdian kepada masyarakat bukan sekedar
ajang kecantikan saja.
”Awal mau daftar juga banyak ragunya, karena aku tuh bisa dibilang langganan gagal tiap ikut lomba, mentok paling difinalis. Awalnya udah skeptis, tapi meskipun gagal lagi, yang penting udah ngehabisin satu jatah gagal kita. Itu si prinsip yang selalu aku pegang. Dan ternyata di Duta GenRe ini ngebuka jalan aku untuk bertemu dengan orang-orang hebat.”
Bagi Zia gagal sudah menjadi hal yang biasa, dan menurutnya merupakan
keharusan sebelum meraih kata sukses. Di Duta GenRe, Zia banyak belajar dari
senior-seniornya yang Track Recordnya sudah sangat bagus. “Mimpi hanya
akan menghampirimu saat kau tampak rendah hati”, begitulah Quote yang
selalu ia pegang. Banyak hal yang berubah dari diri Zia setelah ia menjadi
seorang duta. Zia sekarang lebih pandai dalam mengatur waktu yang dia punya,
membagi waktu untuk kuliah, hobi, dan pekerjaannya supaya tidak tercecer.
Karena bagi Zia kuliah, siaran, dan menjadi duta hal yang sama pentingnya. Di
Duta GenRe dia juga belajar menjadi orang yang bermanfaat untuk sesama meskipun
melalui hal yang paling kecil. Ia mengatakan,
”…..Dari
awal pemilihan duta, aku keinget kata-kata salah satu Puteri Indonesia kalo ga
salah “Everyone that we meet are important”, jadi jangan memandang orang
lain sepele. Bisa saja orang yang keliatan biasa aja justru wow banget
didalamnya.”
Selain
itu, kegiatannya yang lain diantaranya Zia lebih sering berbaur dengan
masyarakat untuk sosialisasi dan mengedukasi mereka, menjadi MC bahkan pemateri
diacara seminar atau sarasehan, dan masih banyak lagi. Bagi Zia bertemu orang-orang
baru dengan beragam karakter merupakan hal yang seru.
Banyak hal berharga yang telah dilalui oleh Zia selama menjadi
penyiar radio dan Duta GenRe. Saat ini Zia hanya menjalankan profesinya dengan
rasa enjoy dan bangga. Namun, itu tidak membuat Zia puas dan berhenti untuk
belajar karena masih banyak impian yang belum ia wujudkan. Dari cerita Zia ini,
banyak hal yang bisa kita ambil salah satunya kita tidak boleh menyerah dan
berlarut-larut dalam kesedihan hanya karena kita mengalami satu kali kegagalan
dalam meraih impian kita. Bangkit dan tetaplah berjuang walaupun seribu kali
kita gagal. Habiskan jatah gagal yang kita punya karena anak muda memang
identik dengan kegagalan. “Ngehabisin jatah gagal pas masih muda itu lebih
baik daripada udah tua.” Itulah yang dikatakan Zia. Ada pesan yang ingin
Zia sampaikan untuk anak muda di seluruh Indonesia,
“Everyone has their own timing. Kalau kamu sudah memberikan yang terbaik ‘versi’ kamu, mengorbankan banyak hal untuk apa yang kamu inginkan tetapi belum berhasil juga. Gakpapa, mungkin memang belum waktunya. Banyak gagal dan sedikit terlambat itu bukan kesalahan untuk anak muda. Selama ma uterus belajar dan sampai ‘Kegagalan’ seolah-olah bosan untuk mampir di kehidupan kita.”
Based on Interview with Fauzia
0 comments:
Post a Comment