Kisah Nisa : Cerewet membawaku sukses
Hallo Garaku, lama Garamin gak menayangkan kisah inspiratif, pasti pada nungguin cerita apa lagi yang bakal diposting kan?? ciyeee...
Hari ini Garaminakan menayangkan kisah inspiratif dari Nisa. Dia seorang penyiar radio dan Master of Ceremony yang udah memiliki jam terbang. Yuk langsung baca kisahnya.
Namaku Nisa, waktu kuliah aku memiliki nama panggilan kesayangan yakni "Wewet" karena aku orangnya gak bisa diem dan kalau ngomong itu nerocos terus tanpa rem. Sebagian temenku merasa risih dan terganggu dengan karakterku yang cerewet ini, dan sebagian lagi memakluminya. But it's oke.. aku tetap menjadi diriku sendiri. Awalnya sih aku merasa biasa aja, tapi lama-lama aku jadi merasa gak enak sendiri.
Butuh waktu yang cukup lama buatku untuk berpikir untuk merubah sifat dari yang tadinya cerewet menjadi cewek yang pendiam dan anggun. Aku berpikir untuk merubah sifatku karena ada satu teman kuliahku yang mengejekku, katanya kalau cewek cerewet dan gak bisa diem itu susah dapat kerjaan dan dapat jodoh. Oke, fine.. aku berubah sifat dari yang tadinya cerewet menjadi cewek pendiem.
Hasilnya? Zooonkkkkk....
Aku masih ingat, waktu itu ada pertemuan antar organisasi kampus ketika aku mulai menjadi Nisa yang pendiam. Salah satu teman organisasiku terheran kenapa aku diem dan irit ngomong. Dia memberanikan diri untuk bertanya apakah aku baik-baik saja. Aku pun menjawab dengan menganggukan kepala. Dia malah makin penasaran. Saking penasarannya, dia bertanya dengan sahabat-sahabatku, mereka pun juga gak tahu apa yang terjadi denganku.
Akhirnya ada kakak alumni yang mendesakku untuk berterus terang kenapa aku jadi diem begini. Aku pun menceritakan semuanya. Setelah aku selesai bercerita, dia malah ketawa terbahak-bahak. Aku pun secara reflek memukul pundaknya agar dia berhenti mengejekku. Setelah dia puas tertawa, dia bilang " siapa yang ngomong kalau cerewet gak bisa sukses? aku tau pekerjaan yang cocok buatmu. Kalau kamu mau, besok ke kantorku." Alumniku ini bekerja di salah satu radio di Semarang. Aku pun menyanggupinya karena besok pagi aku gak ada jam kuliah.
Aku dijemput oleh kakak alumniku di pool bis dan langsung dibawa ke tempat kerjanya. Disana aku diminta untuk belajar menjadi penyiar radio. Yang menjadi tentor adalah produsernya langsung. Aku bener-bener gak menyangka bisa mendapatkan training gratis menjadi penyiar radio. Setelah 3 jam aku berlatih, aku diminta untuk praktek siaran secara langsung. Acara yang ku bawakan adalah tembang hits masa kini selama satu jam. Benar- benar pengalaman yang berharga.
Selesai praktik beneran, aku pun diajak jalan ke mall sekalian beli makan malam. Perutku benar-benar keroncongan karena dari tadi siang aku belum makan. Kakak alumniku menawariku untuk magang menjadi penyiar radio setiap hari sabtu selama 3 bulan, dan dia juga menyewakan kamar untuk menginap selama aku di Semarang. Tanpa berpikir panjang, aku pun menerima tawarannya.
Selesai makan, aku langsung pamit untuk pulang ke Jogja dengan menggunakan bis malam. Selama di perjalanan aku masih gak menyangka dengan hal-hal yang ku alami hari ini. Sesekali aku menepuk pipiku sendiri untuk memastikan bahwa ini real bukan mimpi. Sampai di Jogja sudah tengah malam, untung saja masih ada bapak-bapak ojek yang menunggu penumpang di pojok terminal.
Keesokan paginya, aku kembali menjadi Nisa yang cerewet dan gak bisa diam. Temen-temenku pada kaget dan masih mengira kalau kemarin aku baru bete binti badmood. Dan seperti biasa, masih ada temen yang mencibirku dan mengolok-olokku, tapi kali ini aku udah bulatkan tekad untuk menjadi Nisa yang cerewet.
Senin sampai Kamis aku kuliah, hari Jumat- Minggu aku merantau ke Semarang untuk menjadi penyiar radio. Begitulah aktifitasku selama 3 bulan. Hingga akhirnya aku mendapatkan kontrak menjadi penyiar betulan yang dibayar. Bayarku menjadi penyiar bisa ku gunakan untuk operasional selama aku ke Semarang, karena aku merasa gak enak kalau apa-apa kakak alumni yang bayarin.
Aku menjadi Penyiar di Radio tempat kakak alumni bekerja tersebut sampai aku wisuda, kira-kira ada 1,5 tahun. Lumayan buat tambah pengalaman. Selepas menjadi penyiar radio, aku coba-coba untuk ikut audisi Master Of Ceremony yang diadakan oleh Dinas Pariwisata. Hasilnya pun ternyata gak mengecewakan. Aku berhasil masuk 5 besar. Nah, dari sini lah aku mendapatkan pekerjaan menjadi MC di acara nikahan. Aku inget bayarku pertama kali jadi MC hanya 300 ribu rupiah untuk 2 jam acara. Tapi semuanya ku syukuri.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai mendapatkan pekerjaan untuk menjadi MC di acara-acara yang diadakan oleh Perusahaan BUMN, dan beberapa Event Organizer juga mulai menghubungiku untuk memberiku pekerjaan sebagai MC. Alhamdulillah selama 1 bulan aku bisa mendapatkan job menjadi MC sebanyak 4 kali. Bahkan kalau lagi rame-ramenya event, bisa seminggu 2 kali jadi MC.
Dari yang tadinya MC lokal seputaran Jogja- Jawa Tengah, sekarang aku mulai mendapatkan job menjadi MC di berbagai Kota. Semuanya berkat karakterku yang cerewet dan gak bisa diem ini.
Ternyata, meski kamu ini orangnya cerewet, kalau ngomong nerocos gak bisa direm, dan gak bisa diem, kamu bisa kok untuk sukses. Coba deh gali potensimu. Untung saja aku ketemu kakak alumni yang mengarahkanku yang cerewet ini menjadi penyiar radio. Kata dia, Cerewetku ini yang bakal membawaku sukses. Teman-temanku yang tadinya menjauh karena gak tahan dengan kecerewetanku kini mulai mendekat lagi bahkan memintaku untuk menjadi mentor belajar menjadi MC. Aku pun dengan senang hati menerimanya. Yah, itulah cerita yang bisa aku bagikan ke Goolas di Goolali.online ini. Semoga menginspirasi.
0 comments:
Post a Comment