Promotional GaraMedia>>> Rumah dikontrakkan di perumahan mutiara residence no c5. Bantul, info lebih lanjut : 081802732747 (Mbak Lucky)** STIE NUSA MEGARKENCANA YOGYAKARTA membuka pendaftaran mahasiswa baru secara online : http//bit.ly/pmbstienus Program studi pilihan Akuntansi dan Manajemen sudah terakreditasi "B" Prodi maupun Institusi, alamat kampus JL. AM.Sangaji no 49-51 Yogyakarta ** Bingung olah data buat skripsi? Langsung aja cuss ke Bengkel olah data,info lebih lanjut hubungi : 08174100387 ** Mau iklanmu dimuat di GaraMedia? Email aja ke garamediaindonesia@gmail.com ** Harga promosi : Iklan Baris :Rp 20.000/bulan, Iklan Banner: Rp 50.000/Bulan**
Link Banner

Kisah Andini : Terimakasih Ayah


Hello Garaku, Walaupun pengorbanan seorang ayah tidak sebesar pengorbanan ibu untuk anak-anaknya, tapi kamu tidak boleh meremehkannya. Garamin ingin membagikan cerita dari kehidupan Andini dan ayahnya. Seperti apa ceritanya, Yuk simak.

Namaku Andini, aku anak tunggal yang dirawat ayahku sendirian karena Ibuku telah meninggal dunia karena Kanker Ovarium ketika aku berumur 4 Tahun. Ayahku sangat protective denganku, mungkin itulah tanda cintanya untukku. Ayahku sendiri bekerja sebagai sopir bis malam jurusan Jakarta- Surabaya. Ketika ayahku bekerja, aku dititipkan ke tetangga sebelah.

Meskipun cuma sebagai sopir bis malam, Ayahku telah berhasil menyekolahkanku hingga menjadi aku menjadi Sarjana di bidang Pendidikan Anak Usia Dini. Selama ini, apapun yang aku minta pasti akan Ayah usahakan. Termasuk ketika aku membutuhkan uang untuk KKN. Yap, kalau teringat kenangan waktu itu, rasanya aku ingin menangis.

Waktu itu aku akan menempuh KKN sebagai syarat agar aku bisa Skripsi. Dan kebetulan, Aku ditempatkan di Kabupaten Ende, NTT oleh pihak kampus. Aku pun bingung, karena untuk dapat pergi kesana pasti membutuhkan biaya yang banyak, sedangkan kondisi ekonomi keluargaku juga seperti ini. Tapi, dengan terpaksa aku harus Ngomong ke Ayah untuk masalah ini. Awalnya aku menduga kalau Ayah akan menolak karena kami gak punya uang. Tapi, dugaanku salah besar. Dengan tersenyum Ayah bilang kepadaku " Nanti Ayah carikan duitnya, Kamu gak usah khawatir ya." Mendengar Ayah ngomong begitu, hatiku lega tetapi disisi lain aku menjadi gak tega melihat Ayah yang harus berjuang sendiri.

Keesokan harinya, aku berniat untuk melamar kerja sebagai tenaga pendidik di TK yang letaknya tak jauh dari rumahku. Aku pun sudah berdandan rapi seperti pencari kerja. Sebelum berangkat melamar kerja, aku menyiapkan kopi dan sarapan untuk Ayah. Biasanya Ayah pulang ke rumah agak siang setelah mengemudikan bis dari jakarta. Setelah kopi dan sarapan untuk Ayah sudah ada di meja, Aku pun bergegas untuk pergi melamar pekerjaan.

Sampai di TK, aku pun diwawancarai oleh kepala sekolah. Dan tanpa menunggu lama, aku pun diterima kerja sebagai guru bantu. Aku gak sabar untuk memberitahu Ayah. Aku pun langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, betapa terkejutnya aku ketika melihat Kopi dan sarapan pagi untuk Ayah masih dalam keadaan utuh. Aku ingin menghubungi ayah lewat telepon, tapi takut kalau Ayah masih mengemudikan bisnya. Yasudah, sambil berharap harap cemas, aku pun melanjutkan mengerjakan tugas kuliah di Kamar.

Waktu telah menunjukkan jam 4 sore, tetapi Ayah masih belum pulang juga. Aku pun memutuskan untuk pergi ke pool bisnya. Ketika aku sedang memakai jilbab, terdengar suara ketukan pintu. Aku pun mengenakan jilbab dengan keburu-buru dan bergegas membukakan pintu. Ternyata Ayah yang mengetuk pintunya. Ku lihat wajahnya kusut nampak kelelahan. Aku pun berlari ke dapur dan membuatkan teh panas untuk ayahku. Aku bertanya ke Ayah, mengapa dia pulang sore. Dia hanya berkata kalau jalan tadi sedang macet-macetnya dan bis yang dikemudikannya sempat mogok di daerah Cirebon.

Hampir setiap hari selama 2 bulan ini Ayah selalu pulang di atas jam 4 Sore, biasanya sampai Surbaya paling lambat jam 8 Pagi.  Hampir setiap hari juga kopi dan sarapan yang ku buatkan untuk Ayah sebelum aku berangkat mengajar juga utuh tak tersentuh. Ketika aku tanya, jawaban Ayah selalu sama yakni macet dan mogok. Aku pun tak mau bertanya lebih lanjut.

Penyebab Ayahku pulang sore terus karena ternyata Ayahku menyambi menjadi tukang bangunan. Aku mengetahuinya pada saat aku sedang fotocopy. Aku melihat Ayah sedang mengangkat satu sack semen, untungnya Ayah tidak melihatku. Disitu aku tak bisa membendung air mataku. Sebegitu kerasnya kerja Ayah agar aku bisa ikut KKN ke Ende. Aku berniat untuk pura-pura tak tahu kerjaan sampingan Ayah.

Hari itu, aku pulang malam karena harus menyelesaikan pekerjaanku untuk membuat rapot anak-anak. Sampai di rumah, Ayahku sudah terlelap. Ku lihat kaki ayah kulitnya pecah-pecah, tangannya pun menjadi kasar dan wajahnya menunjukkan kelelahan yang amat sangat. Kembali aku meneteskan air mata melihat tubuh ayahku yang mulai menua sedang tidur di atas tempat tidur yang mulai lapuk.

Hari pelepasan KKN pun tiba. Aku menjadi sangat sedih, tiba-tiba Ayah memberikan sebuah amplop berisi uang ke tanganku. Dengan tersenyum, dia berkata " Ini untuk biaya selama kamu KKN disana." Aku pun memeluk tubuh Ayah dan menangis. " Maafin Andini, karena udah merepotkan Ayah".kataku terbata-bata. Ayahku berbisik di telingaku, " Sudah menjadi kewajiban seorang Ayah agar semua kebutuhan anaknya terpenuhi". Lalu dengan lembut, ayah mengusap air mataku, dan mencium keningku kemudian pergi ke dapur.

Singkat cerita, Setelah KKN selama 3 bulan di Ende, lalu menghadapi skripsi selama 4 bulan, akhirnya aku diwisuda. Moment aku wisuda, bersamaan dengan rekrutmen CPNS dan aku berhasil lolos sebagai Guru PNS untuk PAUD dan ditempatkan di Kabupaten Sidoarjo. Perlahan-lahan kondisi ekonomi keluargaku semakin baik. Ayahku pun beralih profesi sebagai sopir untuk direktur di salah satu perusahan di Surabaya. Pendapatannya pun lumayan jika dibandingkan dengan pekerjaan lamanya sebagai sopir bis malam, dan yang pasti jam kerjanya cuma dari pagi sampai sore saja, kecuali kalau direkturnya sedang meeting sampai malam. Aku pun bisa membelikan Ayah sepeda motor dan mengganti tempat tidur Ayah yang sudah lapuk dengan yang baru. Terima kasih Ayah.

Setelah baca kisah Andini ini, apa Goolas masih ingin kurang ajar sama Ayah? Gak boleh yaa... jadilah anak yang berbakti dengan orang tua, karena berkat didikan dan kasih sayang mereka, kalian jadi segede ini. Walaupun mungkin kamu punya pikiran kalau Ayahmu itu galak, over protective, keras kepadamu dan mungkin kamu juga sering dimarahi, percayalah bahwa itu adalah bukti cinta Ayahmu untuk kamu. Sehabis Ayahmu memarahi kamu, dalam hatinya dia pasti menyesal dan juga ikut tersakiti.

Buat kamu yang ingin membagi cerita inspirasimu , kamu bisa kirim ke email : goelaliindonesia@gmail.com
Tapi, sementara ini kami belum bisa memberikan apa-apa selain ucapan terima kasih hehe.

Baca juga cerita inspiratif lainnya :
Kisah Ida
Kisah Fera
Kisah Wulan
Kisah Juni 


0 comments:

Post a Comment